BeritaNasional

R.A Kartini Sebagai Sosok Wanita  Pejuang Emansipasi Wanita Indonesia

83
×

R.A Kartini Sebagai Sosok Wanita  Pejuang Emansipasi Wanita Indonesia

Sebarkan artikel ini
Foto R.A Kartini pejuang emansipasi wanita
Foto R.A Kartini pejuang emansipasi wanita

JAKARTA (PNC) – Setiap tahunnya, pada tanggal 21 diperingati sebagai Hari Kartini, yang merupakan wujud penghormatan atas jasa Raden Adjeng (R.A.) sebagai tokoh pendidikan bagi perempuan Indonesia.

Peringatan Hari Kartini telah ditetapkan secara resmi lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964. Keputusan yang ditandatangani pada 2 Mei, ini merupakan penetapan R. A. Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

 RSUD

Pemberitaan Okezone.com menulis, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal ZA, mengatakan, kesetaraan perempuan menjadi kekuatan dalam pembangunan serta indikator keberhasilan suatu bangsa.

“Laki-laki dan perempuan adalah   seperti dua sayap rajawali, jika dua sayap rajawali itu sama kuatnya maka terbang lah rajawali itu sampai puncak udara yang setinggi-tingginya, namun jika salah satu sayapnya patah maka tak dapat terbang lah rajawali itu sama sekali,” ucap Safrizal mengutip kata Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno. Kamis (21/4/2022).

Hal ini disampaikan Safrizal saat membuka peringatan Hari Kartini tahun 2022 yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan (DWP) lewat Unit Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Ditjen Bina Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara online melalui YouTube Kemendagri RI serta lewat aplikasi Zoom.

Menurutnya, kesetaraan perempuan hanya dapat dicapai dengan program pemberdayaan untuk membuat perempuan lebih berdaya dan tangguh.

“Keluarga yang tangguh selalu dimulai dari ibu yang tangguh,” ujar Safrizal.

Dia juga mengingatkan pentingnya peran perempuan di masyarakat lewat hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

“Menurut hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, perempuan itu tiangnya negeri, manakala baik perempuannya maka baiklah negeri itu, manakala rusak perempuannya maka rusaklah negeri itu,” tutup Safrizal. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *